OPTIONALLY LANGUAGE,,,,

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 09 Juni 2011

PRINT SCREEN

“SCREENSHOT”

Oi lae,,gimana  gimana caranya nih ko screenshot tidak berfungsi di laptop ku?,,

      Pertanyaan ini bagian dari perbincangan kami di salah satu jaringan sosial di dunia maya.Dan selanjutnya aku baru tahu kalau OS di laptopnya adalah windows vista home basic, pencarian akar permasalahnnya pun terkuak sudah, ternyata key printscreen ( prt sc )di panellaptop tersebut tidak berfungsi pada windows vista basic.tapi ada cara lain untuk membuat key printscreen tersebut bisa be kerja yaitu dengan penambahan software di laptop tersebut.atau dengan kata lain ada dewa penyelamat yang bisa mengatasi kegalauan hati teman tadi yang berlabel printscreen.me



         

       Tapi dewa penyelamat tak selamanya hadir pada saat dan tempat yang tepat

        Hal itu saya rasakan mana kala saya masih sekolah dulu, dari tingkat SD tidak pernah luput dari 3 besar di tiap kelas sampai ke SLTP.mungkin karena saat itu saya belum mengenal diriku seutuhnya,saya hanya belajar dan membantu orang tua di ladang dan di sawah. Dan hanya bangga kala waktu pembagian rapor tiba. Di sekolah kami dulu setiap murid juara 1 hingga 3 akan mendapatkan buku tulis dan namanya akan di panggil di lapangan sekolah disaat murid dan guru mengadakan semacam pengumuman (berkumpul dan berbaris menurut kelas masing-masing ) tentang para juara-juara kelas dan lamanya hari libur,bangga benar-benar bangga.


be world champion
        Tapi kebanggan itu tidak akan berlangsung lama, karena setibanya di depan orang tua ku baik di rumah dan di sawah mereka akan senang dan bilang itu baru anak bapa/mama,dan,,,,,,,,wajah senang tadi perlahan akan berubah jadi ekspresi yang menyedihkan melihat setetes air mata akan serta merta jatuh dari kelopak mama ku tercinta,dan setiap aku bertanya;”ada apa?”beliau akan selalu berkata bangga punya anak dapat juara.dan hari itu pun berlalu sperti hari-hari sebelumnya.


        Dan tiba saatnya aku ada di jenjang SLTA aku baru menyadari arti dari setiap tetesan air mata bening ibu tercinta mana kala aku dapat juara adalah mencoba memperkenalkan aku dengan diriku sendiri 

.” Nak kamu hanyalah anak seorang petani desa yang bahkan hasil dari panen nanti tidak akan cukup untuk bekal beras kita setahun ke depan sebab akan di bagi 2 dengan yang punya sawah dan itu pun tidaklah luas”

 sebab di desa saya padi bukanlah untuk di jual melainkan hanya untuk kebutuhan beras selama setahun hingga musim panen tahun depan tiba.


        Sama halnya dengan ayah ku tersayang  yang setiap hari senin pagi sudah pergi ke perkebunan (hutan) kemenyan yang jaraknya lumayan jauh yang biasanya di tempuh perjalan setengah hari dengan berjalan kaki itu pun kalau tidak lagi musim hujan,karena untuk menempuh hutan kemenyan ini kita harus melewati 3 kali jurang dan mendaki melewati hutan pinus, dan akan pulang di akhir pekan.


        Dan menjelang matahari persis di atas ubun-ubun kita baru sampai di pondok. Setelah beristirahat sebentar akan di lanjutkan dengan memasak nasi untuk makan siang,”bah,,,ko malah ke kehutan??  Nanti kalu saatnya tiba aku pulang kampung aku janji akan ku posting tuntas tentang  hutan kemenyan.


impianku dulu
        Di  bangku SLTA ini aku baru menyadari aku tidak akan bisa kuliah seperti cita-cita dan impianku sebelumnya.awalnya orang tuaku tidak berani mengatakannya tapi aku mungkin berpikir dewasa sebelum usia ku perlahan dan pasti aku pun memutuskan untuk tidak terlalu fokus sekolah lagi karena itu hanya akan menyakitkan batin ku sendiri,apabila aku selalu mendapat juara tapi tidak bisa kuliah,aku takut orang tua ku malah mengalami depresi padahal aku adalah anak pertama dan punya 5 adik
.

        `saya tidak akan senang apabila aku bisa kuliah adik-adik ku tidak sekolah sama sekali,karena mereka juga punya hak dan tetap tanggung jawab orang tua ku yang miskin ini.
        Dan tak salah lagi peringkat ku di kelas pun turun drastis jangankan 3 besar,5 besar pun tidak pernah lagi tapi masih tetap ada di 10 besar,walau absen ku tidak begitu banyak hanya 3 hari seminggu tidak masuk (hahahahah bukan lagi absen tapi cuti mungkin?) ,atau hanya masuk di jam pelajaran tertentu saja.Bahkan guru PMP pun tak mengenalku bahkan sudah berani menjamin angka 8 di raport ku nanti asal jangan masuk lagi di jam pelajarannya,


        Itu saya lakukan karena aku yakin saat itu tidak ada dewa penolong yang bisa menolong ku agar bisa kuliah,bahkan selama sekolah dari SLTP yang dapat bea siswa supersemar  selalu anak dari guru.


        Hal itu semakin mengenalkan ku akan diriku sendiri,serta memastikan bahwa tidak ada dewa penolong  atau robinhood yang bisa mengantarkan sesuatu ke rumah kami untuk membayar utang ibuku pekan lalu saat bayaran sekolah tiba yakni SPP dan Uang Iuran PRAMUKA sebesar Rp 2.100,-yang sudah nunggak 3 bulan berturut-turut,tapi hal itu biasa di rumah kami.

******************************************************

        Mungkin itu salah satu perbedaan  antara aku dan laptop temanku tadi yang bisa dapat suntikan dana ( software ) cuma-cuma alias gratis untuk mendapatkan tujuannya tadi ( sreenshot )

kamus

·        PMP (Pendidikan Moral Pancasila  sebelum PPKN )
·        Bea siswa super semar ( bea siswa yang tenar kala itu sebelum orang yang kubanggakan selain orang tuaku di lengserkan para orang haus kekuasaan yang mengatas namakan reformasi atau repot masih,bapak SOEHARTO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

horas!!!! terimakasih sudah berkunjung,tinggalkan komentar anda sebagai kenang-kenangan yang indah dari kedatangan anda.horas